MADIUN – Beginilah keseharian Soryo Wijoyo, warga Desa Bibrik, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun yang sudah lebih dari 30 tahun menekuni profesi sebagai perajin warangka keris. Di bengkel kecil yang berada di halaman rumahnya inilah ia dengan sabar membentuk potongan kayu menjadi sarung keris yang indah dan bernilai seni tinggi.
Soryo memulai profesi sebagai perajin warangka keris sekitar tahun 2012 namun hanya memperjual belikan pusaka atau memperbaiki warangka. Namun sejak tahun 2016 banyak kolektor pusaka meminta dirinya untuk memperbaiki atau direstorasi. Menyadari barang lama yang sudah mulai langka ia berinisiatif membuat dan memproduksi warangka keris bermodalkan pengetahuan dari pelatihan dan perajin senior.
Soryo memproduksi berbagai jenis warangka dengan ciri khas seperti Solo, Mataraman dan lainnya. Beberapa jenis kayu yang baik untuk dijadikan warangka antara lain Jati Gambol, Timo, Pinisium, Cendono Jowo, Lutung atau Aren Lanang. Namun jenis kayu yang istimewa adalah kayu Cendono Timtim dengan nilai jual tinggi mencapai jutaan rupiah.
Hasil karya Soryo Wijoyo banyak diminati para kolektor dan pecinta budaya dari berbagai daerah bahkan hingga mancanegara. Baginya setiap warangka yang dibuat bukan sekadar pelindung keris melainkan simbol filosofi.
Harga satu warangka keris berkisar antara Rp150 ribu hingga jutaan rupiah tergantung jenis kayu yang digunakan. Rata-rata dalam satu bulan ia menerima lebih dari 60 warangka keris dengan pemasaran dan melalui pameran.
“Warangka ini mulanya saya jalani mulai 2012 tapi hanya menjual pusaka dan membersihkan, kemudian tahun 2016 ada servisan atau restorasi,” terang Soryo.
“Berpromosi di pameran dibeberapa daerah, 1 warangka jika saya garap sederhana itu sehari selesai tapi kalau pengen detail ya 3 hari,” tambahnya.
Selain di rumah Soryo juga membuka galeri keris yang berada di Taman Bantaran Kota Madiun serta dijual melalui media sosial dan online market. Melalui tangan-tangan terampil seperti Soryo Wijoyo nilai-nilai luhur budaya bangsa tetap terjaga di tengah modernisasi. (ari)
