PROBOLINGGO – Inilah suasana perayaan Hari Raya Karo 1947 Saka di Lereng Gunung Bromo tepatnya di Desa Jetak, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Warga dari 3 desa yakni Jetak, Ngadisari, dan Wonotoro berkumpul mengenakan pakaian adat Tengger mengikuti prosesi yang diwariskan turun-temurun ini.
Tahun ini Desa Jetak berperan sebagai kemanten (pengantin) putri sekaligus tuan rumah, Desa Ngadisari menjadi kemanten putra sementara Desa Wonotoro bertindak sebagai saksi. Puncak perayaan ditandai Tari Sodoran yakni tarian sakral dua pria dengan tongkat bamboo melambangkan tekad menjaga keharmonisan hubungan antar manusia.
Sebelum siang hari para perempuan dilarang ikut dalam prosesi. Tepat pukul 12.00 WIB mereka masuk membawa rantang berisi makanan untuk suami atau ayah mereka. Makanan tersebut kemudian didoakan dan disantap bersama.
Kepala Desa Jetak, Ngantoro menjelaskan tari sodoran memiliki 25 tahapan prosesi yang mencerminkan perjalanan hidup manusia sejak lahir hingga menjadi orang tua.
“Kami harus mengemban amanah keluarga untuk menjaga dan melestarikan adat budaya, jadi Tari Sodoran ini bukan hanya sekedar tari tapi juga tari sakral peninggalan nenek moyang yang ceritanya sebelum zaman belanda sudah ada,” ungkap Ngantoro.
Bupati Probolinggo, Mohammad Haris hadir langsung bersama jajaran pejabat pemerintah kabupaten. Ia menegaskan komitmen pemerintah dalam mengembangkan pariwisata berbasis budaya di Kawasan Bromo. Pemkab Probolinggo berencana memasukkan tradisi Karo, Sodoran, Kasada dan Unan-Unan kedalam kalender pariwisata daerah agar wisatawan tak hanya melihat keindahan alam tapi juga merasakan langsung kearifan lokal masyarakat Tengger.
“Bromo ini bukan hanya sekedar gunung tetapi juga rumah bagi budaya dan masyarakat, selama ini Bromo dikenal dengan pariwisatanya yang mendunia dan kami harapkan nanti wisatawan yang datang juga dapat mengenal budaya dan adat istiadat masyarakat,” terang Mohammad Haris.
Dari Lereng Gunung Bromo perayaan Hari Raya Karo menjadi bukti kuatnya identitas budaya Suku Tengger sekaligus daya tarik wisata yang unik dan autentik bagi dunia.(ags)