NGANJUK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) dengan 8 desa yang menjadi target dalam program peningkatan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana di tahun 2025. Ini merupakan langkah mengikut sertakan partisipasi aktif masyarakat desa dalam mengurangi risiko bencana berbasis komunitas.
Kepala Pelaksana Tugas BPBD Nganjuk Sutomo mengatakan pembentukan Destana sangat penting lantaran membentuk garda paling depan dalam mitigasi dan penanganan bencana di tingkat desa sekaligus membantu keterbatasan personel BPBD dalam menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Nganjuk.
Ia menegaskan bahwa BPBD Kabupaten Nganjuk menggelar beragam pelatihan yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Sebelum dibentuk, Destana tersebut sudah melalui proses dan tahapan yang dilalui. Edukasi dan jaringan informasi yang cepat sangat berpengaruh terhadap tingkat respon masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya bencana. Pada tahun 2025 ini pihaknya menyasar 8 desa yaitu Desa Ngangkatan, Kedungpadang, Sukorejo, Balonggebang, Sumberjo, Mabung, Lengkong dan Desa Sawahan.
“Melalui mekanisme Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) ini kita laksanakan di 8 desa yang saat ini terbentuk, alhamdulillah ditahun 2025 ini terhitung sejak 2024 itu ada 85 desa dan ditambah 8 desa ditahun 2025 sehingga menjadi 93 desa yang sudah terbentuk,”jelas Sutomo.
“Harapannya kedepan masyarakat semuanya melalui kader-kader yang sudah dibimbing dan dilatih oleh fasilitator dari kami bisa memberikan edukasi dan pengertian kepada masyarakat betapa pentingnya pencegahan bencana, tidak hanya menanggulangi,”imbuhnya.
Lasto, Kepala Desa Ngangkatan menyatakan bahwa merasa sangat senang karena bisa melakukan berbagai pelatihan tentang penanggulangan bencana secara dini. Menurutnya, dengan di entuknya Destana di wilayahnya akan sangat berpengaruh besar pada dampak keamanan dan kenyamanan masyarakat sekitar.
“Ya jelas tentang kesiapsiagaan bencana alhamdulillah dari BPBD rutin memberikan informasi kepada kami dan sekarang Desa Ngangkatan sudah minim bencana, namun yang kita tangani saat ini soal angin,” jelas Lasto. (gnd)